Dari banyaknya jenis pohon yang berpotensi sebagai penghasil gaharu tersebut, hanya satu diketahui penghasil gaharu yang berkualitas terbaik dan mempunyai nilai jual yang tinggi dibanding dengan pohon lainnya yaitu Aquilaria malacensis. Dan jenis penghasil gaharu ini sudah masuk dalam kelompok Apendix II CITES.
Ekspor gaharu dari Indonesia sempat tercatat lebih dari 100 ton pada tahun 1985. Menurut laporan Harian Suara Pembaharuan (12 Januari 2003), pada periode 1990 – 1998, tercatat volume eksspor gaharu mencapai 165 ton dengan nilai US $ 2.000.000.Lalu, pada periode 1999 – 2000 meningkat menjadi 456 ton dengan nilai US $ 2.200.000.Ini membuktikan bahwa pasar gaharu terus meningkat. Namun sejak akhir tahun 2000 samapai akhir tahun 2002, angka ekspor telihat mengalami penurunan yaitu sekitar 30 ton dengan nilai US $ 600.000. Disebabkan makin sulitnya gaharu didapatkan dan memang tidak semua pohon penghasil gaharu menghasilkan gubal gaharu. Selain itu, diakibatkan penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali serta tidak adanya upaya pelestarian setelah pohon tersebut ditebang.
Adanya perkembangan teknologi industri dan budi daya serta perkembangan nilai guna gaharu yang semakin meluas maka ketergantungan produksi dari alam bisa di batasi dan kalau perlu dihilangkan sebagai upaya untuk konservasi plasma. Dimana produksinya dapat dikembangkan dengan melalui budi daya atas jenis-jenis yang sesuai dengan habitanya. Teknologi tersebut diperoleh dari hasil temuan masyarakat pengumpul, hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, dan hasil uji coba di lapangan. Salah satu caranya yaitu dengan rekayasa produksi gubal gaharu.
Sabtu, 24 November 2007
Gaharu Pembawa Keberuntungan!!!!
Posted by Senu57 at 10.44.00 Labels: Hasil Hutan Bukan Kayu Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar