Tingkat persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sagu sebagai alternatif pangan (sumber karbohidrat) di Sulawesi Selatan dibagi dalam dua kategori yang didasarkan pada skor total yang diperoleh rensponden yaitu persepsi tinggi dan rendah. Persepsi masyarakat dinilai tinggi jika skor total yang diperoleh berkisar antara 7 – 12 sedangkan persepsi masyarakat dinilai rendah jika skor total yang diperoleh berkisar antara 0 – 6. Tingkat persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sagu sebagai salah satu alternatif pangan disajikan pada Tabel …. Berikut.
Lokasi
Tingkat
Persepsi Kabupaten
Luwu Kabupaten
Luwu Utara Kota
Makassar Total
N % N % N % N %
Tinggi 34 57 48 79 0 0 82 54
Rendah 26 43 13 21 30 100 69 46
60 100 61 100 30 100 151 100
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa secara umum tingkat persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sagu sebagai salah satu alternatif pangan di Sulawesi Selatan adalah tinggi. Jika dibandingkan antara persepsi masyarakat di Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Utara dengan Kota Makassar sangat jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Utara merupakan sentra penghasil sagu dimana masyarakatnya umumnya menggunakan sagu sebagai makanan pokok kedua setelah beras. Sedangkan di Kota Makassar umumnya menggunakan sagu sebagai makanan pelengkap atau salah satu variasi makanan.
Frekuensi masyarakat dalam mengkonsumsi sagu di Sulawesi Selatan berbeda-beda. Masyarakat di Kabupaten Luwu sebanyak 21 % masyarakatnya sangat sering mengkonsumsi sagu, 32 % sering dan 47 % masyarakatnya yang kadang-kadang mengkonsumsi sagu sebagai salah satu pangan pengganti beras. Masyarakat di Kabupaten Luwu Utara sebanyak 52 % yang sangat sering mengkonsumsi sagu, 43 % yang sering dan selebihnya sebanyak 5 % yang kadang-kadang mengkonsumsi sagu. Sedangkan masyarakat kota Makassar hanya 10 % saja yang sangat sering mengkonsumsi sagu, 33 % yang sering dan sebanyak 57 % yang kadang-kadang saja mengkonsumsi sagu.
Tingginya persentase masyarakat yang sangat sering mengkonsumsi sagu di Kabupaten Luwu Utara disebabkan karena sagu bagi sebagian besar masyarakat (85 %) merupakan makanan pokok mereka yang kedua setelah beras. Sedangkan masyarakat di Kabupaten Luwu hanya sekitar 35 % saja yang menjadikan sagu sebagai makan pokok kedua selain beras. Sedangkan masyarakat di Kota Makassar sesebagian kecil saja (23 % ??) yang menjadikan sagu sebagai makanan pokok kedua setelah beras.
Penggunaan sagu sebagai bahan pangan dapat mempengaruhi pola konsumsi beras. Sebanyak 72 % masyarakat di Kabupaten Luwu menyatakan bahwa tingkat konsumsi beras mereka menjadi berkurang setelah mengkonsumsi sagu dalam sehari. Demikian halnya dengan masyarakat di Kabupaten Luwu Utara, sebanyak 85 % juga menyatakan hal yang sama. Sedangkan bagi masyarakat di Kota Makassar umumnya (97 %) menyatakan tingkat konsumsi beras mereka tidak mengalami perubahan.
Alasan bagi masyarakat mengapa mereka mengkonsumsi sagu berbeda-beda disetiap lokasi kajian. Masyarakat di Kabupaten Luwu umumnya mereka mengkonsumsi sagu karena rasanya enak dan sudah merupakan kebiasaan secara turun temurun dengan persentase masing masing sebesar 32 %. Alasan lainnya adalah karena bahannya mudah didapat, harganya terjangkau dan sebagai pengganti nasi dengan persentase masing-masing sebesar 20 %, 3 % dan 13 %. Sedangkan masyarakat di Kabupaten Luwu Utara umumnya mereka mengkonsumsi sagu karena rasanya enak (33 %), bahan baku mudah didapat (26 %), harganya terjangkau (11 %), dapat dijadikan sebagai pengganti nasi (20 %), dan karena kebiasaan (10 %). Masyarakat di Kota Makassar umumnya mengkonsumsi sagu karena rasanya enak, (87 %), harganya terjangkau (7 %), factor kebiasaan (3 %), dan sebagai pengganti nasi (3 %).
Jika suatu saat terjadi krisis beras, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Luwu (75 %) dan Luwu Utara (100 %) menyakatakan bahwa sagu dapat dijadikan sebagai alternative pangan pengganti beras. Sedangkan bagi masyarakat di Kota Makassar hanya 10 % yang menyatakan hal tersebut di atas.
Sebanyak 63 % masyarakat di Kabupaten Luwu telah melakukan upaya diversifikasi dalam pengolahan. Demikian halnya dengan masyarakat di Kabupaten Luwu Utara sebanyak 88 % telah melakukan diversifikasi produk sagu. Sedangkan konsumen di kota makassar hanya sekitar 10 % saja yang telah melakukan upaya diversifikasi produk. Produk sagu yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti nasi adalah kapurung dan dange.
Jumat, 13 Agustus 2010
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN SAGU SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN DI SULAWESI SELATAN.
Posted by Senu57 at 22.23.00 Labels: Hasil Penelitian LItbang Kehutanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar