Jika hutan yang tersisa diperlakukan sama, pemerintah yang akan datang tidak hanya akan bersalah dalam melakukan kejahatan terhadap lingkungan dan mengambil hak 40 juta masyarakat yang bergantung pada hutan akan tempat tinggal dan penghidupan mereka, pemerintah ini juga akan bersalah karena melakukan kejahatan iklim, yang dampaknya jauh melewati batas-batas negara Indonesia.
Pemilihan Presiden pada tanggal 8 Juli adalah kesempatan dan sekaligus ancaman. Kesempatan bagi kandidat yang berhasil, untuk membantu Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari pendanaan perlindungan hutan dan energi bersih, dan ancaman bagi jutaan lagi orang Indonesia yang akan merasakan dampak pengrusakan hutan selanjutnya dan memburuknya perubahan iklim.
Beberapa bulan terakhir Greenpeace telah menghubungi tim sukses ketiga kandidat, dengan tujuan mendorong mereka untuk mengambil tindakan untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan deforestasi.
Pada saat kampanye pemilihan Presiden bulan lalu, Jusuf Kalla telah meminta bantuan Greenpeace untuk menarik pendanaan dari negara maju untuk melindungi hutan yang diakuinya hampir habis. Megawati Soekarnoputri telah membicarakan masalah moratorium deforestasi dan Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengatakan apa-apa. Namun Presiden Yudhoyono berjanji untuk menghentikan deforestasi pada saat kampanye pemilihan legislatif di Magelang, bulan April lalu.
Sejauh ini kita hanya mendengar kata-kata manis dan janji kosong, tapi tidak ada rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang menjadi kunci bagi selamatnya ekonomi dan masyarakat Indonesia dan juga penting bagi usaha global dalam memerangi pemanasan global.
Greenpeace mengunjungi stasiun-stasiun TV dan kampanye pilpres untuk memerankan debat kandidat dengan tim Presiden versinya sendiri, untuk mendorong kandidat sebenarnya untuk serius dalam menghadapi perubahan iklim dan deforestasi.
Para pemimpin dunia akan membuat keputusan penting pada pertemuan iklim PBB di Kopenhagen Desember mendatang untuk melindungi hutan dunia. Negara-negara maju menjanjikan milyaran dolar untuk perlindungan hutan di Indonesia. Tetapi Indonesia harus menunjukkan komitmennya untuk dapat menerima uang ini. Ini berarti mendeklarasikan moratorium pada berlanjutnya deforestasi demi memberi waktu dan ruang yang diperlukan untuk penerapan sistem baru yang memastikan uang perlindungan hutan diterima oleh yang paling membutuhkannya.
Presiden yang terpilih nanti mempunyai kesempatan besar dan tanggung jawab yang lebih besar lagi untuk mengamankan masa depan kita dan menghentikan pengrusakan hutan Indonesia yang sama saja seperti bunuh diri.
Ini adalah kesempatan terakhir sebelum kita memilih, dan mengetahui siapa Presiden yang memiliki rencana tindak lanjut untuk melindungi hutan dan berkomitmen melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Hutan kita adalah warisan dan jaminan keamanan bagi anak cucu kita serta generasi selanjutnya.
Mari beraksi dan Kirimkan email kepada calon presiden Indonesia!
* Ini adalah kesempatan terakhir sebelum kita memilih, dan mengetahui siapa Presiden yang memiliki rencana tindak lanjut untuk melindungi hutan dan berkomitmen melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Dukung kami!
* Yup, Greenpeace adalah organisasi kampanye independen. Dukungan finansial dari individu-individu seperti anda adalah tulang punggung untuk kampanye-kampanye Greenpeace.
Senin, 06 Juli 2009
Pilih Hutan, Pilih untuk Masa Depan Kita!
Posted by Senu57 at 09.27.00 Labels: Dikutip dr Kampanye GreenPeace(www.greenpeace.org)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar